Sidoarjo, SH.
Tradisi turun menurun yang dilaksanakan oleh nenek moyang kita yakni memperingati ruwatan desa atau sedekah bumi sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat desa Mulyodadi, Kecamatan Wonoayu, tetap dikalahkan.
Seiringnya waktu tradisi ini tetap dilakukan namun berbeda dengan zaman dahulu diwaktu nenek moyang kita tradisi sedekah bumi ini dengan identik cerita pewayangan yang menggambarkan perilaku leluhurnya dikalah peperangan melawan dedemit dalam sebutan bongso goib yang menguasai bumi Pertiwi ini.
Namun di zaman modern ini masyarakat kita sudah beralih tradisi dalam melaksanakan tradisi sedekah bumi dengan cara mengadakan Sholawat Akbar dengan pandangan religius untuk menenangkan hati parah masyarat juga memberi wawasan kepada mereka agar hidup bermasyarakat dan berdampingan guyub rukun dan damai.
Sholawat Akbar ini digelar di Lapangan desa Mulyodadi pada Sabtu malam 02/03/2024, yang dihadiri oleh Habib Mukhsin Al Hamid dan H. Subandi, SH. Wakil Bupati Sidoarjo, dan H. Rezza Al Faizin anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo, juga K H. Abdul Kifli.
Slamet Priyanto, SH. Kepala desa Mulyodadi mengatakan kepada SH. Bahwa acarah sedekah bumi ini tidak boleh diputus atau berhenti karena tradisi ini ada sejak nenek moyang kita, kita hanya sebagai penerus dan harus mensyukuri adanya tradisi ini.
Untuk itu ” dalam tradisi sedekah bumi ini menurut ular- ular atau ulur – ulur, juga uri – uri, dalam bahasa Jawa, membuka lembaran sejarah zaman dahulu yang dilakukan oleh nenek moyang kita untuk meniti tanah Jawa, jelasnya. ( Kin)
